TUGAS BAHASA INDONESIA
"Karya sastra angkatan 66"
Oleh :
Annette Hoc
XII Alam 1
Kelompok 2
SMA KRISTEN EBEN HAEZAR MANADO TAHUN AJARAN 2009-2010
Angkatan 66-70-an
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya majalah sastera Horison.. Banyak karya sastera pada angkatan ini yang sangat beragam , munculnya karya sastera beraliran surrealistik , arus kesedaran ,arketip , absurd , dll pada masa angkatan ini di Indonesia. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya karya sastera pada masa angkatan ini. Sasterawan pada akhir angkatan yang lalu termasuk juga dalam kelompok ini seperti Motinggo Busye ,Purnawan Tjondronegoro , Djamil Suherman , Bur Rasuanto , Gunawan Mohammad , Sapardi Djoko Damono dan Satyagraha Hurip dan termasuk paus sastera Indonesia , H.B.Jassin.
Beberapa sasterawan pada angkatan ini antara lain: Umar Kayam , Ikranegara , Leon Agusta , Arifin C Noer , Akhudiat , Darmanto Jatman ,Enny Soemargo , Arief Budiman , Gunawan Mohammad , Budi Darma , Hamsad Rangkuti , Putu Widjaya , Wisran Hadi , Wing Kardjo , Taufik Ismail dan banyak lagi yang lainnya.
Prosa Angkatan '66
Meditasi, Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur, Tergantung Pada Angin, Dukamu Abadi, Aquarium, Mata Pisau, Perahu Kertas, Sihir Hujan, Interlude, Parikesit, Seribu Kunang-kunang di Manhattan, Sri Sumarah dan Bawuk, Godlob, Adam Makrifat, Berhala, Telegram, Stasiun, Pabrik, Gres, Bom, Ziarah, Kering, Merahnya Merah, Koong, Tegak Lurus Dengan Langit, Aduh, Edan, Dag Dig Dug, Tengul, Sumur Tanpa Dasar,Kapai Kapai, dan Sekeping hati perempuan
Pada periode ini banyak sastrawan yang terjun pada organisasi politik. Akibat kejadian tersebut maka muncul kotak-kotak politik, yang paling dominan adalah komunis dalam kebudayaannya adalah Lekra. Situasi sastra periode 60-an agak menurun akibat ketidakstabilan sosial budaya. Perkembangan dan pertumbuhan sastra periode 60-an ini masih diselimuti adanya konfilk-konflik politik. Sastra periode 60-an dapat dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan kurun waktu, yaitu: 1960 – 1965 dan 1965 – 1970. Pada tahun 1960 – 1965 ini tergolong masa Orde Lama (ORLA) dan terpengaruh oleh Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Saat ini Lekra mendapat perhatian dari pemerintah ORLA dan mendesak berkembangnya berbagai ide atau konsep di bidang sastra yang mengarah pada paham "seni untuk rakyat". Sedangkan tahun 1965 – 1970 tergolong Orde Baru (ORBA) dan terpengaruh adanya Manifest Kebudayaan.
. Keberadaan karya sastra Manifest Kebudayaan ini dikuatkan dengan diterbitkannya majalahHorison (juli 1966), majalah Sastra (Agustus 1968).
A. Latar Belakang
Lahirnya angkatan '66 ini didahului kemelut dalam segala bidang kehidupan di Indonesia yang disebabkan ulah teror politik yang dilakukan PKI dan ormas-ormas yang bernaung dibawahnya. Cita-cita angkatan ini,yaitu ingin adanya pemurnian pelaksanaan Pancasila dan melaksanakan ide-ide yang terkandung di dalam Manifest Kebudayaan. Tumbuhnya angaktan '66 sejalan dengan aksi-aksi sosial politik di awal angkatan '66 yang dipelopori oleh KAMMI/KAPPI untuk memperjuangkan Tritura.
Munculnya nama angkatan ini telah diumumkan oleh H.B. Jassin dalam majalah Horison nomor 2 tahun 1966. Pada tulisan tersebut dikatakan bahwa angkatan '66 lahir setelah ditumpasnya pengkhianatan G.30S/PKI.
Istilah angkatan '66 yang dikemukakan oleh H.B. Jassin melalui antologinya mendapat beberapa tanggapan dari berbagai pihak pengarangi. H.B. Jasssin sendiri berpendapat bahwa angkatan '66 ini sejalan dengan tumbuhnya aksi-aksi sosial politik di awal angkatan 66 yang dipelopori oleh KAMMI/KAPPI untuk memperjuangkan Tritura. H.B. Jassin merumuskan bahwa sastra angkatan '66 adalah sastra yang diwarnai oleh protes dan perjuangan menegakkan keadilan berdasarkan kemanusiaan. Berdasarkan teori tersebut ia berpendapat bahwa tahun 1966 merupakan tahun lahirnya suatu generasi dan konsep baru dalam sastra yang kemudian disebutnya dengan nama angkatan '66.
Ciri-ciri Angkatan 66 :
Pada puisi :
- Mulai dikenal gaya epik (bercerita) pada puisi (muncul puisi-puisi balada)
- Puisinya menggambarkan kemuraman (batin) hidup yang menderita
- Banyak terdapat penggunaan gaya retorik dan slogan dalam puisi
- Muncul puisi mantra dan prosa surealisme (absurd) pada awal tahun 1970-an yang banyak berisi tentang kritik sosial dan kesewenang-wenangan terhadap kaum lemah
-
Pada prosa :
- Prosanya menggambarkan masalah kemasyarakatan, misalnya tentang perekonomian yang buruk, pengangguran, dan kemiskinan
- Cerita dengan latar perang dalam prosa mulai berkurang, dan pertentangan dalam politik pemerintahan lebih banyak mengemuka
Beberapa karya sastra yang penting pada tiap-tiap angkatan
Angkatan Balai Pustaka
1. Azab dan Sengsara (roman karya Merari Siregar)
2. Siti Nurbaya (roman Marah Rusli)
3. Salah Asuhan (roman karya Abdul Muis)
4. Tenggelamnya Kapal van Der Wijk (roman karya HAMKA)
5. Sengsara Membawa Nikmat (roman karya Tulis Sutan Sati)
Angkatan Pujangga Baru
1. Nyanyi Sunyi dan Buah Rindu (antologi puisi karya Amir Hamzah)
2. Madah Kelana dan Percikan Permenungan (antologi puisi karya Roestam Effendi)
3. Layar Terkembang (roman karya STA)
4. Belenggu (roman karya Armjn Pane)
5. Indonesia Tumpah Darahku (Muhammad Yamin)
Daftar Pustaka
Puitika.net
Wikipedia.org.id
Drs.Sunarno Blog di Wordpress
Yaa Mujahid Blog hosting by magnet.id.com
Get your free suite of Windows Live services! Windows Live
0 komentar:
Posting Komentar