Telah Habis Kata
"Ah...,gak usah repot-repot, Aku bisakok ngerjain semua ini"
"Oh, ngga biar aku saja yang ambil gelasnya"
Gadis itu terkulai lemassetelah disuntikkan serum kemoterapi di tulang lengannya. Hanya itulah yang membuatnya bertahan hidup untuk sementara waktu. Yah, tak ada gunanya lagi terapi obat yang diberikan dokter, toh itu hanya akan membuatnya semakin tersiksa.
di kamar pasien lain
Tsukishima nampaknya tidak percaya bahwa ia satu-satunya korban selamat dari ledakan kereta bawah tanah di Tokyo. Ia masih bertahan hidup walau ledakan itu membutakan kedua mata dan merusak indera pendengarnya. Ia masih shock dan trauma pasca insiden itu. saat diajak berkomunikasi oleh dokter dan paramedis, sepertinya ia masih takut walau hasil diagnosa dokter membuktikan bahwa Tsukishima dapat berbicara dengan normal setelah alat bantu dengar dipasangkan pada telinganya...
"Dok, pasien di kamar 10 masih shock, ia terus saja diam dan tidak menunjukkan perkembangan yang berarti", lapor seorang suster
"Ehm... Baik, biarlah saya saja yang mencoba",
Seperti biasa dokter mengontrol keadaan Tsukishima di ruang Icu, luka-luka bakar pasca ledakan bom nampaknya cepat sekali pulih dan tinggal satu masalah terakhir, bagaimana pemulihan kondisi psikis Tsukishima.
"Nona Anko Tsukishima... cepat sekali keadaan anda pulih", ucap dokter pada gadis itu setelah melihat pemulihan fisik tsukishima yang cepat.
Namun ia hanya terdiam lalu meraba-raba dan memencet tombol-tombol alat bantu komunikasinya dan memberikannya pada dokter itu seraya membanting kedua earpod yang terpasang di telingannya
"UNTUK APA AKU HIDUP KALAU KEDUA MATAKU INI BUTA, SATU-SATUNYA YANG KUMILIKI HANYA TELINGA PALSU INI!!!!!!!!!!!!!"
Perempuan itu terus meronta-ronta dan memaksakan dirinya keluar dari ruang pemeriksaan.
Satu Bulan Sebelumnya...
"Bos, sasaran baru sudah aman. Sekarang tinggal untuk menunggu perintah"
"Hmm... baik... Jalankan tugas segera"
"siap!!!!!!"
Penjahat itu pun memencet tombol detonator radio dengan penuh senyum kemenangan. Sementara itu Tsukishima baru memasuki pintu kereta. Penumpang nampak sibuk memasuki kereta dan bedesak-desakan mencari tempat. Memang aktivitas di ibukota Tokyo cukup padat, terlaru dalam kesibukannya.
"Permisi nona...", seorang pria menyelinap dari kursi penumpang dan lewat di depannya. Nampaknya gadis itu tak merasa asing lagi dengan sosok wajah pria itu. ketika pria itu baru keluar dari pintu kereta, segera ia bergegas mengejarnya...
"Penjahat!!!!!!!", refleksnya berteriak di depan pintu kereta dan terus mengejar teroris itu dan berusaha untuk membungkamnya. Orang-orang di stasiun bingung melihat tsukishima berteriak panik, namun belum sempat mereka tahu apa gerangan terjadi tiba-tiba bom dalam kereta meledak dan ia seketika tidak sadarkan diri.
kejadian itu nampaknya menghebohkan seluruh media massa, betapa tidak dari peristiwa ledakan itu menewaskan seluruh penumpang kereta, kecuali satu-satunya korban selamat. Aiko sendiri hanya menderita luka bakar serius, namun ia masih bertahan hidup dan jantungnya ada berdetak dan stabil. Petugas evakuasi seakan tidak percaya akan hal ini dan langsung mengevakuasi ia ke Unit Gawat Darurat.
Hiroshi tengah menunggui Penny sambil menonton berita terbaru di televisi. ia melihat aiko berjalan tertatih-tatih dan terjatuh. Namun pemuda itu acuh tak acuh dengan perempuan yang sekujur tubunya dibalut perban itu. Bebeeapa perawat mencoba untuk menenangkannya dengan suntikan obat penenang.
hiro kembali ke kamar Penny untuk melihat kondisinya
"Penny maaf nunggu lama..."
Tetapi perempuan itu sudah tidak bernyawa lagi.
Hiroshi rasanya tidak percaya mengapa secepat itu penny meninggal, Padahal penny sedang menunggu kiriman donor sumsum tulang belakang. Tetapi manusia hanya bisa merencanakan, toh Tuhan yang menentukan.
Ketika tersadar di kamarnya. aiko mendapati tangannya terpasang infus-infus. Ia tetap terdiam, air matanya kering tiada bersisa.
""hidup tanpa melihat indahnya dunia ini, apalah artinya....", hela nafasnya.
Kabel-kabel listrik dan jarum-jarum akuputur terpasang di sekujur tubuhnya. sepertinya itu membantu ia untuk lebih tenang dan nyaman, kondisinya sudah agak baikan...
seseorang masuk dalam kamarnya
"Dokter..."
"oh, bukan... sepertinya aku salah masuk. Maaf Tsukishima aku menganggumu"
"siapa kau"
"takakura", dengan segera ia berlalu dari hadapan gadis itu
beberapa bulan kemudian
"Selamat, aiko... Akhirnya kau bisa keluar dari rumah sakit setelah perawatan intensif", ucap wartawan yang meliput aiko.
setelah mendapat donor kornea mata Tsukishima mendapat semangat hidupnya kembali. Ia menjadi buah bibir dimana-mana karena lolosnya dia dari tragedi bom kereta bawah tanah. Berita tentang ia banyak dimuat di media massa dan ia selalu mendapat panggilan wawancara
"Wah, Aiko kau beruntung sekali mendapatkan donor mata"
"Aku juga tidak percaya, rasanya itu semua seperti mimpi kalau aku bisa melihat kembali, Uh senangnya...."
"Ngomong-ngomong siapa yang jadi donornya????"
Aiko terdiam sejenak dan menunjuk pada sebuah iklan berita duka. Rekannya nampak tidak mengerti apa madsud aiko,
"Gadis ini....", ucapnya pelan
wanita itu terhenyak dan tidak bisa berkata-katas lagi...jadi Penny yang menjadi donor kornea matanya...
"Sebenarnya ini rahasia sih bahkan dokter sendiri tidak mengatakannya kepadaku, tetapi ada seseorang yang memberitahuku lewat email"
"Ooh"
Ai sibuk menyusun ikebana dari bunga-bunga yang dibawakan oleh teman-temannya. mae nampaknya tak percaya bahwa teman masa kecxilnya itu telah pergi dan meninggal dunia...
SAAT berpamitan dengan Ai, Uehara berpaapasan dengan hiroshi dan singgah di sebuah cafe.
"Hiro... katakan sejujurnya... Apa peny sudah mati!!!!!!!!!!!!!!, jawab aku, jawab!!!!!!!"\
"Uehara... PENY SUDAH PERGI... DAN TAAKAN KEMBALI...", TANGISNYA pecah
"hiro, aku tetap gak percaya kenyataan ini,,,Tega-tegamu menyembunyikan kematiannya selama ini!!!!!!!!
mereka berdua menngis dan berpelukan erat karena ras kehilangan yang amat sangat dalam...
"Momo..., yang berlalu biarlah berlalu, kita masih terus hidup di dunia ini"
"Hiro... kau benar..."
Tiba-tiba Aiko melintas di depan mereka, sepertinya ia membawa sesuatu
"Uehara!!!, kau lupa membawa tasmu!!!", kejar aiko ke arah mereka dan memberikan tas pada momoko.
Sekilas pandangan mata Hiroshi Ryoto dan Ai Tsukishima saling terpaut... dan mematri rasa di hati mereka.
Ai menatap jelas pada Hiro, sepertinya ia tak asing lagi akan suara itu.
"Tsukishima...????", ucap Ryoto tanpa sadar
ai yang merasa tak asing akan sosok pria didepannya itu bertanya,"Sepertinya aku mengenalmu????","Oh, tidak sepertinya itu hanya perasaanku saja..."
Secepat mungkin Ai meninggalkan Hiro, Tapi ada yang lain di tatapan dalam bola mata nya, bayangan penny seolah terpantul di pandangan Hiro.
"Penny... apa kau bisa hidup kembali???, Entahlah hanya waktu yang bisa menjawabnya...."
Express yourself and stay connected with the latest Windows Live Messenger!
Windows Live Messenger