rss
email
twitter
facebook

Senin, 29 Maret 2010

“Operasi Plastik sang Raja Pop”


       

Seperti yang kita ketahui operasi plastik dewasa ini bukan Cuma bertujuan untuk merekonstruksi cacat fisik saja, namun dewasa kali ini untuk mempercantik bagian tubuh yang dirasa kurang menarik. Bukan hanya kaum wanita yang tertarik, tetapi kaum pria menyukai hal ini, tengoklah saja pada kasus operasi plastik estetis yang dilakukan pada banyak oPERASI plkastik seperti pada dagu, operasi payudara, bahkan pada organ vital. Nampaknya itu sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa-biasa saja, namun seringkali kiTA tak tahu dampak negatif dibalik itu semua. Opesari plastik kadang-kadang membawa dampak buruk bagi psikologis pasien, seperti keinginan untuk terus menerus melakukan itu tanpa terkendali, karena ada kecenderungan pada manusia untuk tidak puas. Biasanyya efek smping dari operasi plastik, bukan hanya luka bekas operasi, melainkan juga obat-obatan bius yang apabila digunakan dalam jangka waktu panjang sebagai penahan rasa sakit dapat menekan fungsi syaraf pusat. Oleh karena itu bagi setiap pasien yang menjalani operasi plastik bertahap (kondisi parah), dilakukan dalam periode minimal 3 bulan sekali, dan harus berada dalam pengawasan dokter dan staf medis (baik secara fisik maupun psikologis). Di tengah perkembangan zaman ini kita harus dapat menanggapi bahwa operasi plastik bukan suatu hal yang tabu lagi untuk dilakukan, tetapi kita sebagai masyatakat awam, jangan mau untuk melakukan operasi ini dengan alas an tergoda untuk melakukan perbaikan estetika tubuh, ingatlah untuk tetap bersyukur pada diri kta masing-masing, apa adanya diciptakan oleh Yang Mahakuasa

Dibuat untuk memenuhi tugas Esai (nilai tulisan)
CopyrightÓ Annette Hoc
XII Alam 1
Email :

0 komentar:

Posting Komentar