Essay
“Sakit dan Kemiskinan”
Oleh : Annette Hoc
101511100
Sakit adalah suatu gangguan pada keadaan fisiologis dan biologis. Jika manusia mengalami sakit, tentunya akan mengganggu aktifitas sehari-hari kita, bukan?. Terlebih lagi dengan orang yang sibuk dengan rutinitas sehari-hari seperti pekerja kantoran, pelajar, dan mahasiswa. Tentunya tidak mau terkena hal ini. Pendapatan seseorang mempengaruhi tingkat kesejahteraan social. Jika pendapatan seseorang mencukupi atau bahkan lebih, tentu saja tingkat kesejahteraan sosialnya jauh lebih baik karena kebutuhan dan keperluannya tercukupi baik secara fisik maupun materi. Namun hal ini nampaknya tidak berlaku bagi masyarakat yang secara pendapatannya kurang bahkan tidak mencukupi. Pastilah tingkat kesejahteraannya rendah. Nah, masyarakat dalam kategori inilah yang kerapkali kebutuhan fisiknya kurang, bahkan tak dapat mencukupi. Masyarakat yang berada dalam garis kemiskinan nampaknya sulit untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai ketika mereka sakit. Hal ini menjadi kendala untuk mendapat. Tentunya untuk mendapatkan fasilitas pada sarana dan prasarana lengkap membutuhkan biaya yang tak sedikit. Hal ini mengakibatkan masyarakat kurang mampu lebih memilih pengobatan alternative yang kurang jelas proseduralnya. Mereka bisa saja berobat pada pihak di luar medis seperti paranormal dan dukun. Kebanyakan dari penyembuh yang diminmta bantuannya, bukan menolong penyakit menjadi lebih baik, namun menjadi lebih parah. Meskipun ada juga yang ditemukan kesembuhan, tetapi agak jarang baik secara efektifitasannya. Mungkin bagi mereka dokter dianggap seperti perampok uang, sedangkan penyembuh lain dianggap lebih social karena mereka sanggup dibayar secara sukarela oleh pasien
Angka penyakit menurut survey, ternyata terjadi lebih tinggi pada masyarakat kurang mampu. Secara otomatis kita memikirkan bahwa kekurangan kebutuhan akan komsumsi makanan dan giziseimbang yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan juga kesehatan mereka selain faktor kebersihan lingkungan. Karena hal-hal ini kurang terpenuhi, maka kerapkali timbul penyakit seperti kanker, malnutrisi, diare, kwahioskor,tb, yang didapat karena faktor ekonomi yang tidak memungkinkan mereka mendapatkan makanan layak komsumsi .
Kita sering mendengar di berbagai macam media tentang kasus penyakit yang membutuhkan dana yang cukup besar, namun dibiarkan saja oleh pihak keluarga pasien karena mereka tidak cukup ndana. Tengoklah saja pada pasien kanker, gondok, atau penyakti infeksi akut yang membutuhkan sesegera mungkin pertolongan medis dari dokter. Lagi-lagi masalah keterbatasan dana. Yang membuat mereka hanya bisa menun ggu dan menunggu bantuan. Akibatnya tak jarang seringkali terjadi nyawa mereka tak tertolong lagi.
Orang yang berada dalam ekonomi lemah tidak memiliki tempat tinggal yang layak. Mereka hanya bisa menempati pemukiman kumuh yang kotor dan sanitasinya tidak terjamin. Ada juga yang memilih tidur di emperan-emperan took seperti tunawisma. Seperti yang sering terjadi di kota-kota besar. Sudah terkena polusi mereka juga terancam akan bahaya kebisingan dari kendaraan bermotor, resiko masuk angin karena tidur di udara malam yang dingin. Penyakit yang mungkin keliatan sepele bagi kita,
Tentu saja hal ini membutuhkan perhatian yang serius bagi pemerintah. Dimana penyakit amat mengancam kesejahteraan hidup, bahkan nyawa manusia. Yang pertama dilakukan adalah melakukan perbaikan ekonomi. Secara otomatis jika ekonomi meningkat maka taraf kesehatan juga akan meningkat karena adanya dana untuk membayar fasilitas kesehatan. Bagi pihak pemerintah, ekonomi juga dapat digunakan untuk pendanaan proyek-proyek kesehatan, fasilitas, penginformasian kesehatan baik secara moril maupun materiil. Sehat atau sakit kaya atau miskin itu relatif tergantung dari cara-cara dan pola-pola kehidupan kita sehari-hari.